Assalamualaikum sahabat readers, kembali lagi saya Ria Tista dan kali ini saya akan membuat blog tugas lagi dan pembahasan nya tidak jauh dari sebelumnya yaitu mengenai tentang sebuah persepsi. Tugas persepsi kali ini yang saya akan bawakan yaitu persepsi sebuah pameran karya berjudul "Bebas Batas" yang terdapat di sebuah Galeri Nasional (galnas) Jakarta pusat.
Kalian penasaran kan?
Langsung saja saya tuangkan pendapat saya di sini. Check it out..
Lukisan pertama, PENANTIAN (Moch. Yusuf Ahda Tisar) (Tahun 2016)
Pertama disini terlukis ada 2 anak, anak perempuan yang usia nya sekitar 10-12 tahun masih tergolong anak-anak ini sedang berada di dalam rumah kayu sambil memandang keluar jendela seperti menunggu seseorang dan anak kecil yang usia nya sekitar 5-7 tahun ini sedang berada di teras rumah depan pintu sambil memakan permen gagang sambil melihat lingkungan depan rumahnya.
Baik disini saya akan mulai pendapat saya dari gambar si anak perempuan terlebih dahulu. Anak perempuan ini sedang berdiri di depan jendela seperti menunggu seseorang yang berharga baginya entah itu ayah ataupun ibu nya. kenapa saya menganggap seperti itu?
Apakah saya ini sok tau?
Terserah anda menganggap saya sok tau atau apapun itu. Ini hanya sebuah sudut pandang saya saja. Saya berpendapat seperti itu karena disini terlihat jelas menurut saya isyarat tubuh si anak perempuan ini. Dengan gerakan tangan yang memeluk tiang-tiang kecil jendela dan kening atau jidat yang ditempelkan ke jidat sambil melihat ke arah depan itu menurut saya itu seperti menandakan bahwa si anak perempuan itu sedang menunggu serta ada rasa khawatir dan tanpa harus tertulis kata-kata di dalam lukisan itu sendiri. Kemudian anak kecil laki-laki yang terdapat depan pintu ini menurut saya ini adalah adik si anak perempuan. Kalau saya lihat dari poster tubuh di dalam lukisan tersebut si anak terlihat menunggu juga tetapi dia raut wajahnya tidak ada rasa ke khawatiran seperti kakaknya, bahkan si anak seperti sedang menunggu hal yang biasa saja sambil menikmati permen gagang yang ada di tangannya.
Lukisan ke-2, ANGAN-ANGAN DAN IMPIAN (Yogi Suganda Siregar) (Tahun 2018)
Di sini terlukis dalam imajinasi seorang anak laki-laki difabel yang di pinggir hamparan rumput hijau dan di depannya terdapat jembatan menuju hamparan rumput hijau luas dan indah.
Menurut saya ini adalah sebuah imajinasi luas mengenai cita-citanya. Kemudian ada terlukis juga jembatan kayu serta hamparan rumput hijau luas disini maksudnya ialah rintangan menuju impian si anak ini. Di dalam benaknya si anak ini berpikir apa dia mampu melewati semua rintangan ini untuk mendapatkan harapan yang dia inginkan. Lalu kenapa di lukis nya gambar jembatan kayu kenapa tidak gambar jembatan beton atau besi?
Menurut saya jembatan kayu disini ada makna nya menurut buku psikolog yang pernah sempat saya baca sepintas dari buku paman saya di rumah ini. Jembatan kayu ini punya makna, disni saya akan bahas kayu nya terlebih dahulu, kayu di sini melambangkan kerapuhan hingga ada rasa bimbang di dalam diri nya. Kenapa dilambangkan kerapuhan karena kayu mudah rapuh dan lebih mudah rusak daripada jembatan beton ataupun jembatan besi. Kemudian jembatan ini makna nya ialah perjalanan menuju impiannya.
Seperti nya cukup sekian karena ada problem dalam pengiriman 2 video dokumenter mengenai yang inti sari nya ialah "Terapi ntuk yang memiliki gangguan kejiwaan Skizofrenia dan Bipolar" serta video dokumenter tentang "saya" yg terdapat di gedung D (maaf saya lupa judulnya). Kemudian saya kurang informasi dalam mengedit video agar bisa mengecilkan data video nya. Akhir kata saya mohon maaf karena di blog sayassudah terlihat sangat jelas penuh kekurangan dan tidak sesuai kriteri apa yang dosen inginkan.
Wassalamu'alaikum. Wr. Wb sahabat readers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar